Kamis, 30 April 2020

Perahu Kertas


    Baru saja aku membuat perahu kertas ku, baru saja aku mengagumi keindahan perahu kertas ku, perahu kertas yang sebelumnya kutulis dengan puisi indah yang siap kularungkan ke hilir sungai yang jernih,  tiba-tiba air sungai turun dengan derasnya menabrak perahu kertasku. kini menjadi hancur berkeping - keping sudah tak bisa di kenali lagi sebagai perahu kertas. kini yang tersisa hanyalah sobekan kertas yang basah yang sudah layak menjadi sampah.

     Aku memungutnya, dan berusaha membuka lembaran kertas basah itu. kala itu matahari sedang bersahabat denganku panas terik matahari mampu mengeringkan lembaran kertas basah yang hanya pantas di sebut sampah. sedikit lega hatiku, tulisan tulisan yang tadi kutulis masih bisa dibaca dengan jelas meskipun ada robekan di tengah kertas yang mengakibatkan orang membaca akan menerka nerka apa isi dalam kertas tersebut.

    Meskipun bentuknya tidak seperti sedia kala, tak seputih ketika aku melipatnya namun tak mengurangi niatku untuk melarungnya kembali. aku ingin perahu kertasku melaju mengikuti setiap riakan sungai yang semestinya mengalir ke tempat akhir yang paling indah