Jumat, 12 Januari 2018

dear, you...

Aku mencintai bagaimana kamu menggenggam erat jemari Ibumu.
Membuatku seolah nyaman akan berada di sana pada satu waktu.
Aku  mengagumi bagaimana kerasnya kamu menuntut ilmu dan bekerja pada saat yang sama, menunjukkan bahwa kau kelak akan menjadi sosok suami dan ayah yang luar biasa.
Cinta bisa datang kapan saja tanpa aba-aba atau sepatah kata.
Namun, apa kau tahu sayang?
Bahkan tiap kali kau tertawa, aku selalu jatuh pada sosok yang sama.
bukan kata-kata indah yang aku harapkan, sayang. karena lidah tak bertulang dan bibir bisa tak berkata benar.
Dan aku tahu kau tahu pasti bahwa lelaki sejati takkan menghabiskan waktu untuk membual belaka.
Sibukku dan sibukmu akan terbayar pada hari dimana kita bersanding bersama diikuti oleh satu irama napas yang mengikat selamanya.
Namun, aku takkan memaksa jika kau tak ingin menjadi tua bersama.
karena cinta tak sepatutnya mengerat kuat, namun bergandeng tangan.
Bagaimana bisa berjalan sedang kau ingin berlari kencang?
meski hati akan selalu tahu kemana ia harus pulang.
Jika memang namamu yang dituliskan tuk untuk menjadi satu jiwa, semoga engkau takkan kemana - mana disaat ragaku menua.
Semoga engkau takkan bosan jika suatu saat apa yang ku ucap hanya itu - itu saja.
Semoga engkau akan menjadi Imam yang kelak akan menuntunku ke Surga-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar